Linux dari sejak pertama kali di luncurkan September 1991 oleh Linus Benedict Trovalds sudah mengalami perubahan yang luar biasa dahsyat dan cepat dengan sekarang yang sedang kita nikmati. Bahkan banyak dari kita yang tidak menyadari sistem operasi linux telah mengelilingi dan menjadi genggaman kita setiap hari (Android).
Ketika pertama kali diluncurkan oleh Linus Trovalds linux memang masih menjadi konsumsi para pakar IT karena sifatnya yang masih berupa kernel dan terkesan susah bagi pengguna awam.
Kesan Linux itu susah ketika awal diluncurkan nampaknya belum hilang di benak banyak orang-orang disekitar kita, bahkan bagi mereka yang belum mencoba sekalipun akan berpendapat seperti itu "Linux itu susah". Jika kita telusuri lebih jauh lagi kata-kata "Linux itu susah" maka kita akan kebingungan untuk mencari celah linux itu susah! kenapa ? ya karena nampaknya sudah jauh lebih gampang daripada windows.
Saya melakukan survey kecil-kecilan dengan modal bertanya ke pengguna Windows alasan mereka kenapa tidak pakai linux!, wal hasil jawaban mereka terkesan kompak sekali seperti sudah ada orang yang mengajarkan/mengatur.
Alasan-alasan yang sering muncul
Masih banyak lagi alasan yang lain, namun tidak saya tampilkan disini, karena saya hanya ingin membahas alasan nomor 1 saja.
"Kalau install program diLinux itu susah" Ini adalah alasan klasik yang sudah ketinggalan jaman, dan jika ada yang menyebutkan alasan seperti ini, saya bisa katakan orang nya sudah ketinggalan jaman, tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi yang notabene sangat pesat perkembangan nya.
Saya akan memberikan contoh dengan perbedaan instalasi sebuah program untuk mengolah kata, atau dengan kata lain program untuk mengetik di linux dan windows, dengan nama program di linux adalah Libre Office, dan di windows adalah Microsoft Office.
Pengguna windows pada umumnya sangat dimanjakan dengan instalasi yang begitu mudah, tinggal tekan tombol next berkali-kali tanpa harus membaca kenapa kita menekan "next" kemudian sebuah program aplikasi sudah selesai di install.
Dalam hal ini, ketika anda menginstall program Microsoft Office, anda akan diminta untuk menekan tombol next lebih dari 3 kali. Jika tidak percaya silahkan buktikan sendiri.
Nah lantas kemudahan ini biasanya sering dijadikan bahan perbandingan oleh pengguna windows bajakan yang ngotot mencari-cari alasan untuk tidak berpindah menggunakan program FOSS (Free Open Source Software) dan ngotot pula untuk mencari celah menjerumuskan pengguna komputer agar tidak memakai FOSS.
Sekarang saya utarakan fakta instalasi Libre Office disebuah distro Linux yang bernama Ubuntu.
Dengan bermodal 3 kali klik aplikasi yang ingin kita install sudah bisa kita gunakan! mau tau apa saja yang harus di klik ?
Sudah selesai, tinggal tunggu proses instalasi maka aplikasi sudah bisa dipakai.
Apa mungkin 3 proses ini masih tergolong susah ? Baik saya akan tunjukkan proses yang lebih sederhana dan lebih mudah.
Coba anda unduh sebuah aplikasi dengan extensi [dot]DEB.
Selesai...Sudah selesai proses instalasinya. lantas coba anda bandingkan dengan instalasi sebuah program di windows yang membutuhkan klik "next" berkali kali, bahkan kadang perlu mencawang beberapa opsi tertentu baru bisa menggunakan program tersebut.Masihkah anda berpikir kalau Linux itu susah ?
kalau masih saya ingin bertanya kepada pembaca semua
Tentukan jawaban anda! kalau anda menjawab 4 sampai 5 lebih mudah, maka bisa dipastikan ketidak beresan dalam pemikiran anda.Lalu alasan yang lain muncul "cara mendapatkan aplikasi Linux itu susah"
Dengan hati sedikit berat saya akan menempelkan salah satu postingan di kaskus
"Dosen : "pake Linux software nya gampang tapi harus konek ke internet".
Mahasiswa : "emang nyari software di windows tinggal berdoa sama Tuhan trus jatuh dari langit gitu pak ?"
Anda bisa ambil kesimpulan sendiri dari percakapan singkat diatas
sumber : Kompasiana